REPUBLIKA. CO. ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap berbagai Rumah Sakit (RS) di Jakarta, tetap bertahan dalam perjuangan untuk melawan pademi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di ibu praja.
Hal tersebut diungkapkan Anies dengan mengacu pada gaya tingkat keterisian (occupancy rate) tempat isolasi dan Ruang Perawatan Sungguh-sungguh (Intensive Care Unit/ICU) di Jakarta selama dua pekan terakhir yaitu dari 4. 456 tempat terbaring isolasi, 65 persen sudah terisi dan 483 tempat tidur ruang ICU ada 67 persen sudah terisi.
“Angka tersebut semuanya bergerak dalam satu kamar dari kisaran 40-50 persen dalam bulan Juli. Kami harap sarana kesehatan khususnya di Rumah Sakit sebagai benteng pertahanan terakhir dapat bertahan dalam perjuangan menghadapi pandemi Covid-19 di Jakarta, ” ucap Anies dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, Anies menilai tren peningkatan tersebut perlu ditangani bersama tidak hanya oleh pemerintah, tapi semua pihak terutama masyarakat yang bisa melakukannya dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Karena rumah sakit, klinik, puskesmas, lab dan berbagai fasilitas kesehatan lainnya bukan sekadar kemudahan bangunan benda mati. Di dalamnya ada tenaga kesehatan yang saat ini merasakan beban yang tidak sederhana, ” katanya.
Anies mengajak semua pihak menggali beban mereka dengan bersama-sama silih mengingatkan untuk mengenakan masker, mencuci tangan dengan rutin, dan mengelola jarak. “Jangan ragu dan gamang untuk saling mengingatkan, ” tutur Anies.
Peningkatan okupansi rumah sakit itu sendiri, Anies mengklaim dikarenakan kapasitas uji usap (tes PCR) Covid-19 dan aksi lanjutnya di DKI Jakarta yang menerapkan standar WHO, yaitu untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) serta terkonfirmasi positif Covid-19 hanya perlu isolasi diri dalam masa inkubasi tanpa perlu dites ulang.
Adapun pasien dengan isyarat apalagi yang butuh perawatan istimewa di RS atau ICU, merekalah yang nantinya butuh dites ulang.
“Kami di DKI Jakarta melaksanakan standar WHO itu. Dari jumlah tes sebanyak 6. 087 per hari ini, sebanyak 5. 049 spesimen atau 82 persen yang dites PCR hari ini adalah untuk mendiagnosis kejadian baru dengan hasil 621 nyata dan 4. 428 negatif. Artinya, mayoritas kapasitas testing kita digunakan untuk active case finding, mencari orang yang tidak pernah dites sebelumnya, ” ucap Anies.
Peningkatan kapasitas tes Covid-19 ini, juga berhubungan dengan level temuan kasus positif baru atau positivity rate di DKI Jakarta yang cenderung meningkat selama sepekan terakhir, yaitu di angka 8, 7 persen dan secara menyeluruh sejak awal pandemi, berada pada angka 5, 7 persen dengan masih di atas standar positivity rate WHO untuk dinyatakan aman dan terkendali sebesar 5 tip.
Anies menekankan pihaknya akan berusaha menekan positivity rate dengan tetap meningkatkan kapasitas testing agar memutus mata rantai transmisi, sehingga masyarakat yang terkonfirmasi pasti apalagi yang tanpa gejala dapat segera mengisolasi diri dan mampu mencegah penularan lebih lanjut.
“Dengan demikian, saya berniat fasilitas kesehatan khususnya di Panti Sakit sebagai benteng pertahanan terakhir dapat bertahan dalam perjuangan menghadapi pandemi Covid-19 di Jakarta, ” ucap Anies.