REPUBLIKA. CO. ID, SURABAYA — Pemerintah Daerah Jawa Timur menyiapkan Gedung Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 yang telah menjalani perawatan. Sebelumnya, Gedung BPSDM Jatim telah dimanfaatkan sebagai tempat isolasi dan tempat tunggu bagi masyarakat yang menunggu buatan tes PCR hingga pasien Covid-19 yang berkategori ringan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, gedung BPSDM Jatim juga akan digunakan bagi pasien Covid-19 tanpa gejala klinis dan telah menjalani perawatan selama 10 hari. Saat ini, pedoman Kemenkes MENODAI menyebutkan bahwa pasien tanpa petunjuk cukup di isolasi 10 keadaan saja karena virus sudah tidak menular lagi setelah 10 keadaan.
Namun, berdasarkan National Centre for Infectious Disease (NCID), beberapa pasien Covid-19 masih bisa memiliki hasil swab yang positif meski telah melewati 10 hari isolasi dan sudah tidak menular. NCID menyebut, tersedia 5 persen pasien Covid-19, hasil swabnya masih bisa positif datang lebih dari 33 hari serta 32 persen masih bisa pasti sampai lebih dari 21 keadaan.
“Untuk mengurangi adanya perbedaan pemahaman di masyarakat terkait masalah periode infeksius dan hasil swab yang membangun melebihi sepuluh hari isolasi ini, maka mulai hari ini BPSDM yang ada di Balongsari mampu menerima pasien-pasien yang sebelumnya telah menerima perawatan selama sepuluh hari, tidak ada gejala klinis, namun masih positif, ” kata Khofifah di Surabaya, Senin (28/12).
Selain itu, hal itu juga diharapkan bisa menurunkan pengamalan isolasi mandiri masyarakat apabila sendi pasien kurang memenuhi syarat untuk isolasi. Khofifah menyatakan komitmennya untuk menyediakan fasilitas yang terbaik buat memastikan isolasi yang optimal dalam BPSDM maupun di Rumah Melempem dan rumah sakit darurat lapangan.
“Silakan dimanfaatkan sebaik mungkin” ujar Khofifah.
Penggunaan kembali gedung BPSDM Jatim, kata Khofifah, juga sebagai langkah pencegahan terhadap naiknya angka penyungguhan positif Covid-19 akhir-akhir ini. Harapannya agar bisa memberikan penanganan lanjutan setelah pasien dirawat di Vila Sakit.
“Kalau tidak ada penanganan lanjutan maka pada Rumah Sakit bisa bertumpuk. Harapannya, penggunaan BPSDM ini juga bisa membantu merelaksasi beban rumah rendah di Jawa Timur khususnya di Surabaya, ” kata Khofifah.