REPUBLIKA. CO. ID, BEKASI — Ketersediaan ruang Intensive Care Unit (ICU) untuk pasien Covid-19 di Kota Bekasi memasuki fase kritis. Dari 80 ICU yang disediakan, hanya tertinggal 8 unit yang masih sunyi.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Tanah air Bekasi, Eko Nugroho, menuturkan, pengganggu rumah sakit dalam menambah daya ICU adalah tenaga kesehatan.
“Ketika kita mau menambah ruang isolasi, misalnya ICU kita mau tambah, jadi yang pelik justru bukan memperbaiki ruangan ataupun investasi alatnya tapi yang susah adalah mencari tenaga kesehatannya, ” kata Eko, Ahad (3/1).
Dia menerangkan, untuk menaikkan kapasitas daya tampung ICU diperlukan juga tenaga kesehatan yang ulung dan mumpuni. Beberapa rumah sakit, kata dia, mampu berinvestasi di dalam alat. Namun, kendala yang ditemui adalah masalah pengadaan sumber gaya manusia.
“Ada kaum rumah sakit yang masih berpunya berinvestasi untuk alat kesehatan serta ruangannya masih tapi justru suram mencari tenaga kesehatannya, ” perkataan dia.
Eko tak merinci berapa jumlah tenaga kesehatan tubuh yang ada saat ini. Bakal tetapi, menurut laporan Ikatan Tabib Indonesia (IDI) dan juga persatuan perawat, saat ini rumah sakit sudah mulai kekurangan tenaga kesehatan.
“Saat ini malah di setiap rumah sakit sedang kekurangan tenaga perawat ya, ” jelasnya.
Berdasarkan keterangan yang dirilis oleh Pemerintah Kota Bekasi, jumlah fasilitas ICU dalam Kota Bekasi berjumlah 80 bagian. Namun, sebanyak 72 unit telah terpakai. Sehingga, saat ini hanya tersisa 8 unit ICU sekadar yang beroperasi.